PABU
PABU
Khazanah Islam 31 Mar 2023

ADAB MENUNTUT ILMU

Oleh: Humas Pabu

humaspabu@gmail.com


           Sahabat Pabu, adab menuntut ilmu harus diketahui oleh setiap muslim. Bahkan adab tersebut harus sudah ditanamkan pada diri seseorang sejak dini. Ilmu merupakan kunci segala kebaikan dan pengetahuan. Ilmu adalah sarana untuk menjalankan perinah Allah SWT. Keimanan dan amal, seseorang tidak akan sempurna jika tanpa ilmu. Sementara seseorang yang menuntut ilmu seharusnya menghiasi dirinya dengan adab dan akhlak mulia.

            Seorang muslim dituntut untuk belajar seumur hidupnya. Sebagai pelajar, kita harus bertanya tentang hal-hal yang belum jelas kepada mereka yang ahli di bidang itu. Seorang pelajar membutuhkan keberanian untuk mengutarakan pertanyaan dan mendapatkannya untuk mendapatkan ilmu dan kejelasan. Tentunya itu harus dibarengi dengan adab menunutu ilmu yang baik. Namun, kita juga harus melihat waktu dan tempat saat ingin mengutarakan pendapat. Karena ada banyak situasi di mana diam lebih baik ketimbang berbicara. Islam mewajibkan para pemeluknya untuk menuntut ilmu, apa pun macam ilmu itu, dan dimanapun ilmu itu berada.”

 

 

    Syarat yang diminta ialah ilmu itu bermanfaat bagi kehidupan manusia dan pengamalannya untuk mencari keridhaan Allah SWT. Mencari ilmu dalam Islam banyak dikaitkan dengan usaha manusia untuk membuktikan adanya Tuhan, keagungan serta kemahakuasaan-Nya. Oleh sebab itu dalam Al-Qur’an digambarkan bahwa orang-orang yang berilmulah yang takut kepada Allah SWT.

    Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah, menerangkan bahwa mencari ilmu wajib hukumnya atas setiap orang Islam, baik laki-laki maupun perempuan. Selama manusia layak hidup, dia layak mencari ilmu.

    Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dari pada orang lain. Syaikh Muhammad bin Shalih Al’Utsaimin dalam kitabnya “Kitabul Ilmi”, menyebutkan beberapa adab dalam mencari ilmu, antara lain:

1. Ikhlas karena Allah SWT.

    Niat menuntut ilmu hendaklah karena Allah SWT. Apabila seseorang menuntut ilmu hanya untuk mendapatkan gelar agar bisa mendapatkan kedudukan yang tinggi atau ingin menjadi orang terpandang, arau niat yang sejenisnya, maka Rasulullah SAW telah memperingatkan, seperti Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud: “Barangsiapa yang mempelajari suatu ilmu tidak karena Allah, dia tidak akan mendapatkan harumnya surga di hari kiamat”.

2. Untuk Menghilangkan Kebodohan dari Dirinya dan Orang Lain.

  Semua manusia pada mulanya bodoh, maka dari itu kita harus berniat menghilangkan kebodohan dengan cara menuntut ilmu. Setelah kita memiliki ilmu, kita wajib mengajarkannya kepada orang lain untuk menghilangkan kebodohan dari diri mereka. 

3. Berniat Menuntut ilmu Untuk Membela Syari’at.

    Penuntut ilmu harus membela agamanya dari hal-hal yang menyimpang (bid’ah), sebagaimana ajaran Rasulullah SAW. Hal ini sulit dilakukan, kecuali oleh orang yang memiliki ilmu yang benar, sesuai petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah.

4. Lapang Dada Dalam Menerima Perbedaan Pendapat.

    Penuntut ilmu hendaknya menerima perbedaan pendapat dengan lapang dada selama perbedaan itu pada persoalan ijtihad, bukan persoalan akidah. Jangan sampai kita menghina atau menjelekkan orang lain yang kebetulan berbeda pendapat dengan kita.

5. Mengamalkan ilmu Yang Telah Didapatkan.

    Salah satu adab yang terpenting bagi para penuntut ilmu adalah mengamalkan ilmu yang telah diperoleh. Amal adalah buah dari ilmu, baik itu aqidah, ibadah, akhlak maupun muamalah. Ilmu tidak akan ada manfaatnya kecuali diamalkan.

6. Menghormati Para Ulama dan Memuliakan Mereka.

    Penuntut ilmu harus selalu lapang dada dalam menerima perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan ulama. Jangan sampai kita mengumpat atau mencela ulama yang kebetulan keliru di dalam memutuskan suatu masalah. Mengumpat orang awam saja sudah termasuk dosa besar apalagi terhadap ulama. 

7. Mencari Kebenaran dan Sabar.

    Seorang penuntut ilmu harus mencari kebenaran dari ilmu yang telah didapatkan. Ketika sampai kepada kita sebauah hadits misalnya, kita harus meneliti lebih dulu tentang keshahihan hadits tersebut, kita harus sabar, tidak boleh tergesa-gesa. Jangan sampai kita mempelajari satu pelajaran setengah-setengah. Kalau seperti itu kita tidak akan mendapatkan apa-apa

    Sahabat Pabu, saat menjadi pelajar, kita sebaiknya menjadi gelas kosong, maksudnya siapkan diri untuk menampung pengetahuan sebanyak-banyaknya. Jika suatu saat kita ditanya tentang perkara agama yang jawabannya belum kita ketahui atau yakini kebenarannya, maka janganlah kita terburu-buru menyampaikan pendapat. 

    Terburu-buru menyampaikan pendapat atau jawaban hanya akan menimbulkan kebingungan baik bagi orang lain maupun bagi diri sendiri. Sebagai pelajar, lebih baik mendengarkan pendapat ulama yang lebih berkompeten dan berpengalaman terlebih dahulu. Semoga Allah SWT menjadikan kita penuntut ilmu sejati, yang ilmunya diberkahi dan bermanfaat dunia akhirat. Amiin.

 

Semoga bermanfaat.

Tag: Pabu Foundation, Sedekah Bekasi, Yayasan Yatim Bekasi, Info Bekasi