PABU
PABU
Khazanah Islam 11 Apr 2023

ALLAH SWT MEMBENCI HAMBA-NYA YANG KIKIR

Oleh: Humas Pabu

humaspabu@gmail.com

 

  Sahabat Pabu, Orang yang telah dibutakan matanya karena harta yang berlimpah menganggap bahwa seluruh harta tersebut ia dapatkan karena usaha kerasnya. Padahal, jika ia mengetahui sebenarnya rezeki yang ia dapatkan adalah bagian dari takdir yang telah Allah SWT tetapkan untuknya. Akan tetapi hal ini menjadi terlupakan akibat kecintaan yang berlebihan terhadap dunia beserta perhiasannya.

    Allah SWT melalui surat Al-Isra ayat 29 mengingatkan manusia agar tidak kikir atau pelit dan tidak boros dalam membelanjakan harta. Nabi Muhammad SAW juga mengingatkan bahwa orang yang berhemat tidak akan menjadi miskin.

وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُوْلَةً اِلٰى عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُوْمًا مَّحْسُوْرًا

Artinya: “Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan (pula) engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan menyesal.” (QS. Al-Isra; 29)

     Maksud ayat ini adalah janganlah kamu jadikan tangan kamu terbelenggu pada lehermu, yakni janganlah enggan mengulurkan tangan kamu untuk memberikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan.

  Jangan juga kamu terlalu mengulurkannya, yakni janganlah kamu boros dalam membelanjakan harta, karena itu kamu menjadi tercela karena kekikiran kamu, dan menyesal karena keborosanmu dalam membelanjakan harta.

      Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, pada ayat ini, Allah SWT menjelaskan cara-cara yang baik dalam membelanjakan harta. Allah  SWT menerangkan keadaan orang-orang yang kikir dan boros dengan menggunakan ungkapan jangan menjadikan tangan terbelenggu pada leher, tetapi juga jangan terlalu mengulurkannya.

    Kedua ungkapan ini lazim digunakan orang-orang Arab. Pertama, berarti larangan berlaku bakhil atau kikir, sehingga enggan memberikan harta kepada orang lain, walaupun sedikit. Ungkapan kedua, berarti melarang orang berlaku boros dalam membelanjakan harta, sehingga melebihi kemampuan yang dimilikinya.

   Kebiasaan memboroskan harta akan mengakibatkan seseorang tidak mempunyai simpanan atau tabungan yang bisa digunakan ketika dibutuhkan.

       Dari ayat ini, dapat dipahami bahwa cara yang baik dalam membelanjakan harta adalah dengan cara yang hemat, layak dan wajar, tidak terlalu bakhil dan tidak terlalu boros. Terlalu bakhil akan menjadikan seseorang tercela, sedangkan terlalu boros akan mengakibatkan pelakunya pailit atau bangkrut. 

     Dijelaskan bahwa siapa yang kikir, tidak mau menafkahkan harta di jalan Allah SWT. Maka kekikiran mereka itu akan merugikan diri sendiri, karena kikir itu akan mengganggu hubungan dalam masyarakat dan akan menghapuskan pahala mereka, menjauhkan diri mereka dari Allah SWT dan surga. Maha benar Allah SWT dengan Al-Qur’an. Dengan iman yang benar terhadap pembalasan hari akhir dan pedihnya siksa neraka. Orang kikir mungkin mengira, harta yang dikumpulkan akan dibawa mati.

      Apabila setiap muslim menyadari bahwa segala yang dimiliki hanyalah titipan yang kelak harus dipertanggungjawabkan, tentu hal tersebut akan membuatnya mudah untuk menghindari sifat kikir. Namun, kebanyakan manusia tertipu akan indahnya harta kekayaan dan kekuasaan sehingga membuat dirinya merasa semua itu adalah kepemilikannya.

 

Semoga bermanfaat.

Tag: Pabu Foundation, Sedekah Bekasi, Yayasan Yatim Bekasi, Info Bekasi