PABU
PABU
Khazanah Islam 03 Apr 2023

BAHAGIA ADA DI DALAM HATI

Oleh: Humas Pabu

humaspabu@gmail.com

 

    Sahabat Pabu, salah satu ciri orang sehat adalah hidup dalam kebahagiaan, namun kata bahagia sendiri sulit didefinisikan. Ada yang mengatakan bahagia itu senang, puas, dan gembira. Bisa jadi bahagia merupakan gabungan dari kata-kata tersebut.

    Secara umum bahagia adalah sebuah keadaan ketika seseorang merasa puas, senang, gembira. Seseorang akan merasa bahagia jika apa yang diinginkan menjadi kenyataan. Atau segala yang diharapkan dapat diraih. Bisa juga segala yang dibutuhkan dapat dimilikinya. Itulah kebahagiaan yang menandakan keadaan hati manusia puas, senang, dan gembira.

    Namun pernahkah melihat seseorang yang justru tampak bahagia ketika menghadapi ujian? Padahal orang-orang lain justru tak menyukai ujian dan amat gembira jika ujian dinyatakan selesai. Akan tetapi jenis orang ini justru sebaliknya, mereka seolah ‘menginginkan’ ujian, dan bersedih hati jika mereka tidak mendapatkan soal ujian.

    Hakikat manusia adalah mencari kebahagiaan. Tapi, sering kali setelah semua yang diinginkan tercapai seperti harta, kekayaan, karir cemerlang, bahkan istri yang cantik, banyak juga orang belum merasa bahagia. Hatinya masih terus diliput gundah gulana dan merasa kekurangan.

    Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran Surah Ar Ra’du Ayat 28:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

    Bahagia tidak identik dengan harta yang melimpah, kedudukan dan jabatan yang wah, popularitas yang menjulang, atau karir yang cemerlang. Bahagia itu sederhana. Hati yang penuh syukur, jiwa yang penuh sabar, batin yang penuh ikhlas, adalah pangkal bahagia tak terukur, tak terbatas.

    Ada orang yang menganggap bahwa kebahagiaan dapat dicapai dengan kelimpahan materi. Maka, ia pun segera menyusun langkah untuk menempuh jalan yang menurutnya dapat mengantarkan kepada kebahagiaan. Bekerja keras siang-malam, memeras keringat, banting tulang, tak kenal waktu, terus menerus berusaha mengumpulkan pundi-pundi kekayaan, menumpuk materi, terkadang tanpa peduli halal-haram, demi memenuhi obsesinya untuk dapat hidup bahagia.

    Adapula orang yang mengandaikan bahwa kebahagiaan bisa didapat dengan popularitas. Maka, ia pun segera menempuh berbagai cara untuk mendapatkan popularitas, dengan harapan setelah popularitas diraih, ia akan dengan mudah memperoleh kebahagiaan hidup.

    Pun ada orang yang mengira kebahagiaan dapat terwujud jika ia dapat menempati suatu posisi atau kedudukan tertentu. Tak ayal, dia pun berjuang mati-matian untuk dapat menduduki suatu posisi atau jabatan tertentu, dengan asumsi bahwa setelah impiannya untuk duduk di ‘kursi’ yang diidam-idamkannya selama ini terwujud, kebahagiaan yang diharapkan akan tercapai.

   Apa yang mereka dapatkan sesungguhnya adalah kesenangan yang bersifat sementara. Mereka senang dan puas sudah mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tetapi, seringkali kesenangan dan kepuasan itu hanya sesaat saja, kerena setelah apa yang mereka inginkan tercapai, selanjutnya hanya kehampaan jiwa serta kekosongan makna hidup yang mereka rasakan.

    Harta yang melimpah, kedudukan dan jabatan yang terhormat, serta popularitas yang menjulang, tanpa diiringi dengan ketenangan hati, ketenteraman batin, serta kedamaian jiwa, hanya akan melahirkan kehampaan dan kekosongan makna hidup.

    Betapa banyak cerita serta kisah yang kita jumpai tentang akhir perjalanan karir serta hidup orang-orang yang dulu berkelimpahan harta, berkedudukan terhormat, serta memiliki popularitas yang tinggi, tetapi kemudian jatuh ke dalam kesengsaraan bahkan kehinaan. Tidak jarang di antara mereka ada yang mengakhiri hidupnya dengan cara tragis, yaitu melakukan bunuh diri. Inilah bukti, bahwa harta, kedudukan, serta popularitas tidak menjadi jaminan seseorang akan bahagia.

     Jika demikian kenyataannya, lantas apa yang bisa menjadi jaminan agar seseorang bisa merasakan kebahagiaan dalam hidup ini?

  Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Al-Qur’an memberikan solusinya. Alqur’an memberikan garansi kepada siapa saja yang selalu mengingat Allah SWT dan dekat dengan-Nya niscaya akan mendapatkan ketenangan hati, ketenteraman batin dan kebahagiaan jiwa.

    Ya, hanya dengan mengingat Allah SWT, selalu dekat dengan-Nya, merasakan kehadiran-Nya setiap saat dalam hidup ini, akan menghadirkan kebahagiaan dan kedamaian. Sekali lagi perlu ditegaskan, bahagia itu ada di dalam hati yang selalu mengingat Allah SWT, di dalam jiwa yang dekat dengan-Nya.

 

Semoga bermanfaat.

Tag: Pabu Foundation, Sedekah Bekasi, Yayasan yatim Bekasi, Info Bekasi