PABU
PABU
Khazanah Islam 30 Mar 2023

HIDUP SESUDAH MATI DALAM ISLAM

Oleh: Humas Pabu

humaspabu@gmail.com

 

    Sahabat Pabu, Manusia yang telah meninggal akan dihidupkan kembali di hari kiamat dan dihitung amal perbuatannya sebagai catatan apakah mereka masuk surga atau neraka. Namun, terdapat beberapa tahapan kehidupan yang manusia harus jalani sebelum dapat memasuki surga atau neraka. Kematian adalah ketetapan Allah SWT uang merupakana salah satu cobaan dan ujian bagi manusia.

    Manusia tidak akan luput dari berbagai macam cobaan, baik berupa kesusahan, maupun kesenangan, bahkan sampai pada kematian. Lantas bagaimana seharusnya seorang muslim dalam menyikapi ujian kematian tersebut?

    Sebagai seorang mukmin dengan ketakwaannya kepada Allah SWT, memiliki kebahagiaan yang hakiki dalam hatinya. Sehingga masalah apapun yang dihadapinya di dunia ini tidak akan membuatnya mengeluh, kecewa, berputus asa apalagi sampai stres tatkala ditinggal mati oleh seorang yang dikasihinya.

    Manusia bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari kematian orang lain. Banyak hikmah dari perjalanan seseorang dalam melewati titik kritis sampai pada puncak ajal yang memisahkan antara ruh dengan jasadnya. Namun tidak sedikit yang menyia-nyiakannya dan berlalu begitu saja.

    Kematian merupakan salah satu hal yang tidak pernah diketahui oleh manusia dan tidak ada satu orang pun di dunia ini yang tahu kapan dia akan mati. Dalam ajaran Islam kita selalu diajarkan untuk terus beribadah kepada Allah SWT demi mempersiapkan kehidupan setelah kematian nanti. Berikut ini penjelasan mengenai perjalanan roh yang baru meninggal menurut Al-Qur’an.

    Ketika seseorang meninggal, ruh yang ada dalam tubuh tersebut telah dicabut oleh Malaikat Izroil. Dijelaskan dalam Al-Qur’an, bahwa bagi orang yang meninggal, ruhnya akan langsung dipegang oleh dua malaikat yang akan mengantarkannya ke langit. Bagi umat muslim yang sholeh, ia akan dibalut dengan kain kafan dari surga dan diberikan wangi-wangian dari surga sebelum diantar ke langit.

    Seperti dijelaskan dalam firman Allah SWT; "Jadi, apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya." (Q.S. Al-An’an)

     Sedangkan bagi ruh orang yang semasa hidupnya di dunia tidak taat pada Allah SWT maka ketika meninggal dan ruhnya dicabut kemudian dibalut dengan kain kafan yang diberi wewangian dari neraka. Karena hal itulah membuat baunya busuk dan sangat tidak disukai oleh malaikat maka para malaikat dilangit berdoa agar ruh tersebut tidak naik ke arah mereka.

    Dikisahkan pula seorang tabi’in, yang juga sebagai seorang raja yang agung, beliau adalah Khalifah Umar bin Abdul Aziz, khalifah yang arif dan bijaksana di masa kejayaan Islam pada periode Dinasti Umayyah. Di masa-masa jelang kematiannya, dia sering tidak tidur malam dan menangis karena dia tidak menginginkan suatu saat nanti di akhirat, dia dituntut oleh rakyatnya atas amanat kepemimpinan yang tidak tertunaikan selama berkuasa. Padahal dia khalifah yang terkenal dengan kejujuran dan keadilannya, selalu menunaikan setiap amanahnya sebagaimana salah seorang khulafaur-rosyidin Amirul Mukninin Umar bin Khattab semasa kepemimpinannya yang penuh tanggung jawab dalam balutan keimanan dan tampilan kesederhanaannya.

    Dengan demikian, seorang muslim harus mempersiapkan bekal untuk kehidupan berikutnya pasca kematiannya di dunia. Karena sejatinya kematian bukan akhir dari segala permasalahan kehidupan di dunia. Maka, suatu hal yang teramat konyol jika seseorang yang terlilit permasalahan hidup yang sulit dihadapinya, lantas berputus asa dan kemudian mengakhiri kehidupannya dengan bunuh diri. Karena itu bukan solusi, tapi justru itu awal petaka permasalahan yang tidak akan berkesudahan, karena di sanalah akan diperlihatkan segala apa yang sudah diperbuat selama hidup dan di sana pula akan diberikan balasannya. Kematian adalah fase awal sebagai gerbang menuju alam keabadian.

    Umat Islam mengenalnya sebagai alam kubur atau alam barzakh kemudian fase-fase lainnya (barzakh, hari berbangkit, padang mahsyar, yaumul mizan, yaumul hisab, shirot, surga dan neraka) sebagai rangkaian dari alam akhirat yaitu tempat untuk mempertanggung-jawabkan semua perbuatannya. Maka manjadi hal yang keliru pula jika kematian diartikan sebagai peristirahatan terakhir, tempat ketenangan atau kedamaian terakhir dari fase kehidupan seorang anak Adam. Padahal kematian adalah awal perjalanan panjang nan melelahkan, yang di sana tidak ada lagi kesempatan untuk beristirahat dan memperbaiki amal.

    Muslim yang cerdas adalah yang selalu mengingat kematian, sehingga setiap saat kehidupannya diisi dengan hal-hal yang bermanfaat untuk dunia dan terlebih untuk perbendaharaannya di akhirat kelak. Nabi sholallahu’alaihi wasallam bersabda, “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan (kematian)”. (H.R. An Nasa’i no. 1824, Tirmidzi no. 2307, Ibnu Majah no. 4258 dan Ahmad 2:292. Hasan Shohih menurut Al Albani).

    Wahai diri, yang selalu lalai akan kematian yang semakin mendekat, ingatlah faedah mengingat kematian. Mengingat kematian adalah termasuk ibadah tersendiri yang disyariatkan. Mengingat kematian akan membantu diri untuk semakin khusuk dalam sholat dan ibadah-ibadah lainnya. Mengingat kematian menjadikan kita semakin mempersiapkan diri untuk berjumpa dengan Allah SWT. Mengingat kematian menjadikan hidup lebih bermakna, karena selalu berhati-hati dalam berbuat dan menghindari kemaksiatan. Mengingat kematian menjadikan manusia terhindar dari berbuat dzolim dan kesia-siaan.

    Di alam barzakh sana, setiap saat akan diperlihatkan segala amal perbuatannya semasa di dunia, baik amal sholeh maupun amal salahnya. Seseorang dihibur dengan kebaikannya dan ditakuti bahkan disiksa akibat kemaksiatannya. Semuanya terus berlangsung tanpa berkesudahan sampai kiamat tiba, bahkan samapai selesai masa pertanggung jawabannya. Yaitu tatkala seorang mukmin menginjakkan kakinya di surga atas rahmat Allah SWT. Di surgalah peristirahatan yang sesungguhnya, yang kekal nan abadi. Yang tidak dapat dibayangkan bagaimana nikmat dan indahnya keadaan surga tersebut, kecuali atas apa yang telah Allah kabarkan melalui ayat-ayat cinta-Nya.

    Demikianlah penjelasan mengenai perjalanan roh yang baru meninggal menurut Al-Qur’an, berdasarkan hadis yang telah dijelaskan di atas. Semoga dapat menambah wawasan tentang kematian, yang suatu saat akan dialami. Wallahu a’lam.

 

Semoga bermanfaat.

Tag: Pabu Foundation, Sedekah Bekasi, Yayasan Yatim Bekasi, Info bekasi