PABU
PABU
Khazanah Islam 17 Jul 2023

LAPANG DADA

Sahabat Pabu, Ketahuilah, bahwa lapang dada adalah satu kondisi yang menjadikan sesorang mampu melaksanakan keta’atan kepada Allah SWT dengan semaksimal mungkin. Dia mampu mendidik anak-anaknya dan memberikan perhatian untuk kemaslahatan mereka. Juga dengan lapang dada seseorang bisa melaksanakan berbagai macam tugas kewajibannya, baik kecil maupun besar.

Lapang dada merupakan karunia pemberian Allah SWT, perhatikanlah doa dan permohonan Nabi Musa ‘alaihis salam tatkala Allah SWT  memerintahkannya untuk melasanakan tugas yang begitu berat; yaitu mendatngi Fir’aun yang sudah melampaui batas,

ٱذْهَبْ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ

Artinya: “Pergilah kepada Fir'aun; sesungguhnya ia telah melampaui batas”

Hiruk pikuk kehidupan dengan berbagai bentuk aktivitas yang terus bergulir tanpa henti sering melahirkan halangan dan tantangan yang mengantar seorang hamba kepada gundah gulana dan ketidaktenangan hati.

Namun bagi seorang mukmin sejati, cahaya Al-Qur’ân dan Sunnah Rasulullah SAW adalah penerang jalan menuju kepada kehidupan indah yang senantiasa membuat dadanya lapang dan bercahaya.

Hidup dengan dada yang lapang adalah suatu nikmat yang sangat berharga dan dambaan setiap insan. Berlapang dada tak hanya dimiliki nabi dan rasul, tapi setiap manusia yang berusaha untuk meraihnya. Bertahap dan mulailah dengan latihan mengokohkan keimanan, belajar dengan tekun, terus menebar kebaikan, dan menikmati semua proses dengan kesabaran. Sadarilah, tidak semua kebaikan selalu direspons manusia lain dengan ucapan terima kasih dan kebaikan.

Adapun nabi kita, Muhammad SAW, Allah SWT telah anugerahkan kepada beliau kelapangan dada, hati yang bersih, dan jiwa yang suci. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam disakiti dengan begitu parah saat berdakwah di jalan Allah SWT, namun beliau tetap menjadi seorang yang tabah dan berlapang dada. Beliau memaafkan banyak orang yang menyakitinya.

Lapang dada merupakan unsur penting saat seseorang menghadapi suatu masalah, sebab dengan berlapang dada masalah yang berat akan terasa ringan saat dihadapi. Sederhananya, menerima sebuah masalah sebagai suatu yang disenangi, dengan menjalani hal yang disenangi seseorang akan merasa bahagia.

Dan perlu diketahui bahwa segala perkara yang bertentangan dengan apa yang disebutkan di atas pasti akan memberikan kesempitan, kesesakan dan gundah gulana. Karena itu, tidak seorang pun yang lebih sempit hatinya dari pelaku kesyirikan. Dan siapa yang berpaling dari Al-Qur`ân dan As-Sunnah maka ia akan senantiasa berada dalam berbagai kesengsaraan. Orang yang tidak memiliki ilmu syar’iy akan jauh dari makna ketenangan. Hati yang tergantung kepada selain Allah SWT akan merasakan berbagai kepedihan dan kepahitan. Dan hati yang lalai dari dzikir kepada Allah SWT bagaikan ikan yang dipisahkan dari air. Dan jeleknya hubungan dengan makhluk lain akan melahirkan berbagai problem dalam kehidupan. Dan demikianlah seterusnya.

Tentunya banyak tuntunan pelapang dada yang belum bisa diuraikan disini. Namun kami berharap keterangan-keterangan di atas bisa menjadi pencerahan dan penyenjuk bagi setiap muslim dan muslim dalam mempersiapkan bekal untuk menyonsong kehidupan kekal abadi di akhirat kelak. (Humas PABU)