PABU
PABU
Khazanah Islam 25 May 2023

MENCINTAI FAKIR MISKIN ADALAH SALAH SATU KUNCI MASUK SURGA

Oleh: Humas Pabu

humaspabu@gmail.com

 

 

Sahabat Pabu, diantara  perkara yang dicela dan dilarang ialah, merendahkan taraf orang miskin karena kemiskinannya, atau menghinanya. Sedang kemiskinan adalah syi’ar para Nabi dan sifat para hamba Allah SWT yang terpilih. Termasuk dicela dan dilarang ialah menyombongkan diri atas kaum fakir miskin, menghina mereka, tidak memperhatikan urusan mereka, dan mengutamakan orang kaya melebihi mereka disebabkan materinya. Semua itu merupakan perbuatan yang terlarang, maka jagalah diri kita daripadanya.

Jika hendak menghormati seseorang, hormatilah menurut kadar penghormatan terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya dengan mendirikan segala kewajiban agama, dan mengenal segala hak dan batasan Allah SWT dan Rasul-Nya, tanpa memandang apakah ia dari golongan kaya ataupun miskin. Apabila antara orang kaya dengan orang miskin terdapat persamaan dalam urusan agama, maka hendaklah orang miskin dilebihkan karena kemiskinannya, kerapuhan hatinya dan karena kurangnya perhatian orang banyak terhadapnya. Berbeda dengan orang kaya, biasanya pribadi orang yang lalai kerap memberikan penghormatan yang berlebihan kepada orang kaya, disebabkan kebesaran dunia yang ada dalam genggaman tangan mereka.

Sebagaimana dalam suatu hadist, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Ya Allah hidupkanlah aku sebagai seorang miskin, matikanlah aku sebagai seorang miskin, dan giringlah aku pada hari kiamat bersama kelompoknya orang-orang miskin“. (HR. At – Tirmidzi: 2352)

 

Hadist di atas menerangkan dengan jelas tentang kecintaan Rasulullah SAW pada yatim dan dhuafa. Bukan tanpa alasan, pasalnya kemiskinan yang menerpa hidup kedua golongan orang tersebut menjadikan mereka lebih dicintai oleh Allah SWT. Tak hanya itu, bagi mereka yang berlapang dada atas nasib yang menimpanya dan tetap beriman pada Tuhannya maka Allah SWT menyiapkan ampunan dan juga rahmat terbesar di akhirat nanti. Yatim dan dhuafa sebagai golongan orang miskin juga akan menghadap kehidupan akhirat dengan wajah berseri nan memesona.

Hal tersebut terjadi lantaran semasa hidupnya mereka memelihara sifat qanaah atas ketetapan Allah SWT terhadap kondisi mereka yang serba terbatas. Maka dari itu, sangat wajar kiranya jika Rasulullah SAW saja begitu menginginkan kehidupan yang dimiliki oleh yatim dan dhuafa. Bahkan beliau pun sangat ingin untuk menjadi bagian dari mereka saat dikumpulkan oleh Allah SWT menuju kehidupan kekal di akhirat kelak. Masya Allah, begitu cintanya Rasulullah SAW terhadap kaum miskin. Hendaknya kita juga dapat memelihara perasaan yang sama dengan beliau dengan tetap memerhatikan kebutuhan hidup mereka di dunia ini.

Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk berlaku baik dan mencintai orang-orang yang fakir miskin. Sebab, mereka memiliki kedudukan mulia di sisi Allah SWT pada hari Kiamat.

Dalam satu hadis disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Perbanyaklah kenalan orang-orang fakir miskin dan berbudi baiklah kepada mereka karena mereka kelak akan mendapat kekuasaan." Sahabat bertanya: "Apakah kekuasaan mereka, ya Rasulullah?" Nabi menjawab: "Bila tiba hari kiamat maka dikatakan kepada mereka: 'Perhatikan siapa yang dulu pernah memberimu makanan atau minuman seteguk atau pakaian sehelai baju, maka peganglah tangannya dan tuntunlah ke surga".

Ulama besar fiqih dan ilmu tafsir, Imam Abu Laits As-Samarqandi (wafat 373 H) dalam kitabnya Tanbihul Ghafilin menyebutkan lima kemuliaan yang dimiliki orang fakir miskin, yaitu:

1.    Pahala amalnya lebih dari pahala amal orang-orang kaya dalam shalat, sedekah dan lain-lainnya.

2.    Jika ingin sesuatu dan tidak tecapai, maka dicatat baginya pahala.

3.    Mereka lebih dahulu masuk surga disbanding orang kaya.

4.    Hisab mereka di Akhirat lebih ringan daripada orang kaya.

5. Penyesalan mereka sangat sedikit sebab orang-orang kaya ingin seperti orang fakir di akhirat. Sedangkan orang fakir tidak ingin seperti orang kaya.

Demikian tentang mengapa kita harus mencintai fakir miskin. Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: "Tiap umat ada fitnah (ujiannya) sendiri, dan ujian umatku adalah harta kekayaan."

Sahabat Pabu, oleh karena itu barangsiapa berharap dikumpulkan bersama Rasulullah SAW kelak di akhirat, hendaklah mencintai orang-orang miskin dan mau berinteraksi dengan mereka. Untuk maksud ini memang diperlukan sikap rendah hati atau tawadhu’ sebagaimana dicontohkan beliau. Anggapan tidak selevel dengan mereka harus dibuang jauh-jauh sebab hal ini merupakan kesombongan dan sudah pasti menjadi hambatan untuk berinteraksi dengan mereka. 

 

 

Semoga bermanfaat.

Tag: Pabu Foundation, Sedekah Bekasi, Yayasan Yatim Sedekah, Info Bekasi