PABU
PABU
Khazanah Islam 15 Jul 2021

Pengertian Qurban dan Sejarahnya

Pengertian Qurban dan Sejarahnya | Setiap tahunnya umat muslim selalu merayakan Hari Raya Idul Adha atau dikenal juga Idul Qurban. Hari Raya Idul Adha tak kalah istimewanya dengan hari raya idul fitri karena tentunya sama sama memiliki keistimewaan dan makna tersendiri dalam setiap perayaannya. Namun, Anda pun harus mengetahui tentang sejarah qurban itu sendiri.

Mari kita ambil dari salah satu kisah Nabi Ibrahim dan anaknya Nabi Ismail, Keika itu Nabi Ibrahim bermimpi mendapat perintah dari Allah Swt. untuk menyembelih anak kesayangan satu-satunya itu.

Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Ismail berkumpul kembali setelah beberapa waktu hingga kegembiraan Ibrahim terganggu oleh mimpinya yang menakutkan.

Nabi Ibrahim pun menceritakan mimpi yang telah dialaminya itu kepada anaknya, Nabi Ismail. Selain itu, Nabi Ibrahim juga meminta pendapat anaknya. Anaknya setuju dengan apa yang ada pada mimpi Nabi Ibrahim. Nabi Ismail siap untuk disembelih ayahnya. Meskipun berat hati, tetapi Nabi Ibrahim tetap menjalankan perintah Allah untuk menyembelih anaknya.

Pengertian Qurban dan Sejarahnya | Nabi Ibrahim AS membawa Ismail ke suatu tempat yang sunyi di Minda. Sebelum proses penyembelihan terjadi, Nabi Ismail mengajukan tiga syarat yaitu :

  • Sebelum menyembelih, hendaknya Nabi Ibrahim menajamkan pisaunya supaya Nabi Ismail cepat mati dan tidak timbul rasa kasihan maupun penyesalan dari ayahnya.
  • Ketika disembelih, muka Ismail harus ditutupi agar tidak timbul rasa ragu dalam hati ayahnya karena rasa kasihan melihat wajah anaknya.
  • Bila penyembelihan telah selesai, agar pakaian Ismail dibawa ke hadapan ibunya, sebagai bukti bahwa Qurban telah dilaksanakan.

Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur’an secara jelas dalam surah As-Saffat: 101-102.

Yukk kita simak penjelasan lengkap mengenai Qurban …

Pengertian Qurban

Kata qurban berasal dari Bahasa Arab “Qariba” yang berarti dekat atau mendekatkan. Yang dimaksud adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Syarat dan Rukun Qurban

Pada umumnya, hewan yang digunakan untuk berqurban adalah sapi, kerbau, unta, dan kambing. Hewan-hewan lain, seperti ayam misalnya, tidak bisa dijadikan hewan qurban. Berapa kriteria umur hewan yang bisa dijadikan hewan qurban. Antara lain;

  • Umur domba yang bisa dijadikan hewan qurban adalah satu tahun masuk dua tahun.
  • Kambing (sejenis kambing Jawa). Kambing yang bisa dijadikan hewan qurban adalah kambing yang berumur dua tahun masuk tiga tahun.
  • Unta yang dijadikan hewan qurban harus lah unta yang berumur lima tahun masuk enam tahun.
  • Sapi yang dijadikan hewan qurban adalah sapi yang berumur dua tahun masuk tiga tahun.

Dan, ini yang menjadi catatan, tidak ada perbedaan jenis kelamin bagi hewan qurban. Maksudnya, baik hewan jantan atau hewan betina, sama-sama bisa dijadikan hewan qurban. Syaratnya, hewan qurban tersebut memenuhi syarat umur dan kondisi yang menjadi aturan hewan qurban.

Kondisi yang menjadi aturan hewan qurban itu seperti apa?

  • Tidak boleh pecak atau buta sebelah.
  • Tidak boleh pincang. Hal ini bisa dilihat ketika hewan tersebut berjalan.
  • Tidak boleh sakit. tetapi, jika penyakit tersebut dinyatakan sembuh ketika diqurbankan, maka itu tidak menjadi masalah.
  • Tidak boleh hewan yang kurus. Kurus di sini adalah kurus yang menyebabkan hewan tersebut seperti tidak memiliki otak di dalam kepalanya.

Baca Juga : Apa Hukum Qurban Kambing Betina?

Tidak termasuk dalam hal-hal di atas, hewan yang dikebiri atau tanduknya sudah tidak utuh lagi. Tentu saja, sebatas keduanya tidak mengurangi daging yang dihasilkan dari hewan qurban tersebut.

Ini berbeda dengan hewan yang telinganya terpotong atau sudah tidak utuh lagi. Alasannya, telinga adalah bagian dari daging. Jika hewan qurban tidak memiliki telinga yang utuh, itu artinya kuantitas dagingnya juga akan lebih sedikit dibanding dengan ketika telinganya utuh.

Demikian juga dengan hewan yang ekornya terpotong dan sudah tidak utuh lagi. Hewan semacam ini tidak boleh dijadikan hewan qurban.